Daán yahya/Republika

Bagaimana Alquran Dipelihara?

Keaslian Alquran terus terpelihara sejak masa Rasulullah.

Salah satu mukjizat Alquran yang diyakini umat Islam adalah pemeliharaan kitab suci tersebut. Bagaimana isinya diyakini ajeg sejak diterima Rasulullah SAW 1.400 tahun silam. Bukti-bukti arekologis terkini menguatkan keyakinan itu. Lembaran naskah Alquran paling tua saat ini diyakini berasal dari masa Khalifah Utsman bin Affan. Isinya sama persis dengan mushaf yang beredar saat ini. Bagaimana riwayat penghimpunan mushaf Alquran tersebut?

Pada Ramadhan tahun itu, Muhammad SAW menerima wahyu pertamanya saat mengasingkan diri di Gua Hira di pinggiran Makkah. Diriwayatkan tak bisa baca-tulis, Rasulullah kebingungan ketika mendengar malaikat Jibril berkata "Bacalah!". Setelah itu mengalir ayat-ayat yang pertama beliau terima, yakni ayat 1-5 Surat Al-Alaq.

Alquran kemudian diturunkan ayat per ayat dalam rentang waktu sekitar 22 tahun hingga wafatnya Rasulullah. Total 114 surah dan sekitar 6.200 ayat diturunkan selama masa itu. Ajaran Tauhid atau Keesaan Allah adalah inti Alquran. Kitab itu juga berisi kisah-kisah nabi-nabi terdahulu, ancaman dan harapan pada hari akhir, pegangan etika dan moral, gambaran soal keagungan penciptaan, aturan hukum, dan sebagainya.

Saat turun ayat baru, Rasulullah langsung menunjukkan di mana ayat itu semestinya bertempat dalam surah tertentu. Para sahabat yang bertugas jadi juru tulis sudah menuliskan Alquran sejak Rasulullah masih hidup. Ayat-ayat Alquran yang baru turun mereka tuliskan di papirus, kulit binatang, tulang hewan, pelepah kurma, dan bebatuan. Tak sedikit juga yang menghafalkan isi Alquran sepenuhnya.

Sebanyak 70 sahabat penghafal Alquran gugur dalam Perang Yamamah. Hal ini mendorong Umar bin Khattab menyarankan agar Khalifah Abu Bakar mengumpulkan Alquran dalam mushaf tertulis agar bisa tetap terpelihara. Juru tulis Rasulullah SAW, Zaid bin Tsabit ditunjuk jadi ketua panitia penghimpunan Alquran.

Proyek penghimpunan Alquran dimulai. Para sahabat yang memiliki salinan atau hafalan ayat Alquran diminta mengumpulkannya. Ada sejumlah syarat yang kemudian jadi tolok ukur absah tidaknya ayat tertentu.

Pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, jangkauan kekhalifahan Islam makin luas dan mulai terjadi selisih soal bagaimana Alquran semestinya dilafalkan. Untuk menghentikan perselisihan, Utsman meminjam mushaf milik Hafsah, dan meminta Zaid bin Tsabit bersama sejumlah juru tulis membuat beberapa salinan lengkap mushaf tersebut dengan keterangan bacaan sesuai dialek Quraish.

Salinan itu kemudian disebar ke semua wilayah yang dikuasai Muslim sementara naskah-naskah yang beredar sebelumnya dibakar. Alquran dalam bentuk tulisan sesuai mushaf pada masa Utsman itu tak berubah sampai saat ini. Meski pada waktu belakangan tanda baca ditambahkan untuk memudahkan penderasannya, terutama bagi Muslim yang tak bisa berbahasa Arab.

 

Sumber: Pusat Data Republika

610 M

610-632 M

632 M

633-634 M

650 M

top

Bagaimana Alquran Dipelihara?